Full width home advertisement

Berita

Article

Post Page Advertisement [Top]


Dua pekan ini diakhir April dan awal Mei kita kehilangan 2 tokoh muslim yang merupakan Guru besar dibidangnya masing-masing, satu Guru besar di bidang Tafsir Prof.Dr.H.Mustofa Yaqub dan satu lagi adalah Prof.Dr.Hj.Tuty Alawiyah yang merupakan pendiri Pesantren dan Universitas Islam  As-syafiiyah. Tentu saja wafatnya dua tokoh ini memberikan teladan kepada kita bahkan meninggalkan sebuah warisan kepada kita yang ditinggalkan, bukan tenang warisan harta na

mun adalah amal baik (amal sholeh) yang tidak akan berhenti kepada almarhum, kebaikan-kebaikan itulah yang kita namakan reputasi. Sejalan dengan buku saya berjudul "One Minute Awareness" bahwa jika reputasi baik kita bangun maka walau telah tiada nama kita akan selalu ada selalu dihati, inilah yang diajarkan dalam Islam adalah membangun amal baik sepanjang hidup kita. 

Jauh sebelum wafatya 2 tokoh ini, saya sendiri kehilangan sahabat terbaik saya, seorang yang pernah melalukan pertemuan dengan saya selama 7 kali dalam pelatihan singkat yaitu Almarhum Jefry AL-Buchori (Uje),Seperti yang saya tulis dalam buku Satu menit yang mencerahkan Jefry Al-Buckhori, buku ini saya tulis satu bulan setelah teman saya ini wafat, kisah saya dengan almarhum sendiri semuanya diatur oleh Allah SWT, suatu hari saya mendapatkan SMS berbunyi seperti ini "Pa Kyai ane mau ketemu (Uje alfaqir), saya membacanya sambil berpikir ini pasti salah sambung karena saya merasa bukan Kyai, hari kedua teryata ada SMS yang sama dengan tulisan yang sama, maka saya balas "afwan, salah sambung", eh ternyata sampai hari ketiga ada SMS yang sama lagi, kali ini ada tambahan sedikit "Kyai Naqoy ene mau ketemu, uje Alfaqir" katanya, saya langsung balas "Naqoynya bener, Kyainya belum sampai, heeee" kata saya membalas singkat, setelah saya hubungi ternyata benar adalah Ust.Jefry Al-Buchori,saya bertemu di Trans TV kemudian saya meminta beliau untuk tidak memanggil Kyai " terlalu tinggi panggilanyatadz, panggil aja ente" kata saya, tapi almarhum bilang " ane panggil aja Tuan Guru" katanya.

Saya bertanya kepada almarhum "kenapa seperti ini" lalu beliau menjawab ' suatu hari ane nonton acaranya antum di TV ketika ada MC bertanya ke antum "kalau tiap hari ceramah dan keliling kemana-mana terus ngasih ceramah kepada anak-anak kapan, kata MC lalu antum jawab "setiap magrib jika ada dirumah sellau sholat jamaah dengan anak-anak dan setelah mengaji dan latihan menghafal baru diberikan ceramah agama, apa yang antum katakan itu sangat memukul hati ane, karena ane keliling kemana-mana tapi ga sempet ceremahin anak-anak ane" katanya. Mulai esok harinya Almarhum memberikan ceramah subuhnya kepada anak-anaknya. 

Kembali kepada makna kematian, kita akan merasa kehilangan ketika orang baik, orang soleh meninggal, itu menunjukan selama hidupnya amal baik yang dia bagikan,sebarkan. Kematian sendiri dalam pandangan Islam dinilai positif, disebutkan adalah 'Rojiun" yang artinya kembali atau pulang, setiap makna pulang akan selalu indah, seperti pulang kampung, pulang sekolah atau pulangh bahkan dari piknik keluar negeri, wajah-wajah yang indah dan semangat akan terlihat bahagia ketika pulang kampung, apalagi telah memiliki bekal untuk menemui orang yang kita cintai.

Para sufi dalam Islam bahkan menyebutkan bahwa dunia ini adalah tempat bercocok tanam dan kelak kita akan penen raya pada saatnya, kematian dimaknai sebagai penen raya, sebuah kegembiraan yang indah, seperti layaknya petani seperti bapak saya, ketika panen datang maka kegembiraan itupun terlihat. Orang-orang soleh bahkan seringkali terlihat dengan senyum manisnya pada almarhum/almarhumah wafat, wajahnya yang cerah dan terlihat sangat istimewa. Jika selama hidup kita tidak pernah menanam kebaikan dan amal soleh terus apa yang akan kita panen. Tidak ada kebahagiaan ketika panen datang justru sebaliknya yang ada adalah kesedihan. 

Satu persatu mereka orang-orang baik wafat, seperti Quotes dalam buku saya The7Awareness "Orang-orang baik akan mati namun kebaikanya hidup selamanya". Saatnya sejenak kita berdoa untuk guru kita, keluarga kita yang telah wafat dan kitapun mendoakan diri kita semoga berhasil bercocok tanam dalam kehidupan ini dengan menenamkan kebaikan. Siapkan diri segera bukankah ada sebuah pepatah arab yang mengatakan "Sesuatu yang pasti berarti dekat, jika kematian itu pasti maka itupun akan dekat kepada kita semua".


_____________________________________
NAQOY adalah Penulis 10 buku berbasis kesadaran hati dna jiwa, Mantan marbot Masjid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berhasil mencetak REKOR MURI sebagai pembicara dengan peserta terbanyak 18.000 orang di Istora Senayan tgl 26-27 September 2009 di Istora Senayan. 

PROFIL TERBARU NAQOY (MASTER TRAINER THE 7 AWARENESS)

Bottom Ad [Post Page]