Full width home advertisement

Berita

Article

Post Page Advertisement [Top]


Jika harus mudik, maka temukan "self awareness"
Oleh : NAQOY

Buku ke 9 saya berjudul "Unconditional Happiness - Bahagia tanpa syarat" segera hadir di tengah wabah virus Corona (Covid 19) tepatnya bulan April 2020, apakah ini kebetulan, tentu tidak?, seperti aforisme dalam the7awareness 'tidak ada yang namanya kebetulan". Buku ini bisa jadi memang menjadi hadiah buat setiap orang yang sedang tertekan dalam hal ketidakbahagiaan.
Persoalan virus Corona yang semakin jadi membuat banyak orang mengalami "stress surrender", - kalah dan menyerah pada stress. Persoalan yang awalnya dianggap sepele, biasa bahkan ringan akhirnya menjadi hal besar bahkan tidak terbayang besarnya. Ekonomi terguncang, dari level dunia sampai ekonomi keluarga masing-masing.
Jika banyak teman yang di kehilangan penghasilan atau pekerjaan , justru para milyader kaya raya kehilangan bukan hanya milyaran namun trilyunan di saham-saham mereka, maka stress menjadi wabah terbesar yang terjadi di dunia. Dari Amerika yang awalnya seolah-olah menertawakan China ketika Wuhan pertama kali terjangkit, sampai akhirnya Amerika hari ini disebut sebagai Epicentrum Corona karena angka kematian mengalahkan China sendiri dan Itali.
Kini, kita semua belajar satu hal bahwa untuk mengalahkan virus ini maka harus fokus bagaimana menekan penyebaran virus ke semua pelosok, kita juga dikagetkan dengan Lockdown India yang menimbulkan kepanikan dari kelas menengah keatas memborong belanjaan dan obat-obatan, semantara orang miskin buruh harian turun ke jalan untuk pulang ke kampung halaman dengan jalan kaki karena diputusnya jalur transportasi dan mengkhawatirkan para ahli virus karena 2 minggu kedepan justru penularanya semakin menjadi bukan hanya di kota namun juga di desa.
Walau belum lockdown di Indonesia namun ada satu hal yang belum diantisipasi adalah ketika 14 hari diam di rumah awal maret ternyata dijadikan sebagai liburan dan pulang kampung. Tiga gubernur di Jawa, baik Gubernur Jawa Barat, Jawa Tengah maupun Jawa Timur mengatur stargei baru bagaimana menyelamatkan warga yang tetap pulang kampung namun aman bagi keluarganya dikampung.
Sebenarnya mudah saja caranya namun susah mempraktikanya, yaitu setiap warga yang pulang kampung harus karantina mandiri-atau menjaga jarak atau diam di rumah selama 14 hari ketika di kampung. Namun kenyataanya tidak mudah, karena orang mudik memiliki kebiasaan menyapa dan bersilaturahim datang kepada keluarga dan orang tua atau yang lebih tua.
sosok yang rentan virus corona
Ketika anak muda pulang kampung bisa jadi fisik dirinya biasa saja, ketika di tes suhu badanya dalam keadaan aman, lalu karena aman maka dirinya akan menuju ke rumah, persoalan baru corona adalah virus ini juga bisa ada di orang-orang yang tanpa gejala, artinya dirinya sehat, tidak batuk dan flu namun ternyata membawa corona, hanya saja karena sistem imunnya kuat maka corona biasa aja, terbayang oleh kita ketika anak muda ini berjumpa dengan orang tua yang usianya diatas 70 tahun, anak bayi (balita) dan orang yang memiliki penyakit bawaan maka merekalah yang akan rentan menyerah dan kalah oleh virus corona.
Maka sahabat saya dimanapun berada yang akan mudik ke kampung, demi cinta dan kasih kepada orang tua, lakukan karantina diri selama 14 hari dan biarkan antibodi tubuh anda akan membunuh virus itu sendiri. Kalau kita remehkan hal ini maka yang terjadi virus bukan hanya di kota namun terjadi di desa-desa, persoalan barunya adalah kesiapan RS di Desa jauh lebih sedikit termasuk APD dan para tenaga medis sehingga kematian menjadi jalan terakhir seperti yang terjadi di Itali, China dan Amerika.
nasihat terakhir
Saudaraku, jadilah pahlawan keluarga dengan menyadari bahwa potensi virus ini snagat dekat dan itu adalah kita. Kita adalah garda terdepan melawan virus ini, barulah garda terakhir adalah dokter dan para perawat di rumah sakit. Dengan kesadaran dan cinta maka saatnya kita memutus jaring virus corona dengan kesungguhan dari diri kita masing-masing, sayangi ibu dan ayah, sayangi adik dan keluarga dengan cara mengkarantina diri dengan bahagia sehingga akhirnya keluarga kita dikampung ikut bahagia.
Rindu kampung
namun karena cinta terbesar kepada orang tua

sementara bertahan di rumah dan mendoakan orang tua dari jauh. Sehat terus emak dan keluarga di Desa Kalibuntu Losari Brebes
.

PROFIL TERBARU NAQOY (MASTER TRAINER THE 7 AWARENESS)

Bottom Ad [Post Page]