Full width home advertisement

Berita

Article

Post Page Advertisement [Top]



 

Nanang Qosim Yusuf

naqoy.great@gmail.com

 

Abtraksi :

 

                NANANG QOSIM YUSUF,2023. IMPLEMENTASI NO BOX LEADERSHIP, STUDI KASUS PADA UNIVERSITAS PAMULANG. Tesis, Program Pasca Sarjana, Magister Manajemen, Universitas Pamulang – Tangerang Selatan, Dosen Pembimbing I Dr. H.E.Nurzaman,AM.,M.M.,M.Si Dosen Pembimbing II Dr.Ir.Hj.Umi Rusilowati,M.M. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana kepemimpinan “NO BOX” yang ada di UNPAM, apakah efektif No Box Leadership diterapkan di UNPAM dan Hambatan apakah yang ada dalam penerapan No Box Leadership di UNPAM.

Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan case study. Pendekatan kulitatif mencari pemahaman atas tindakan dan makna gejala sosial dari sudut pandang objek penelitian. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang membahas tujuan teknik yang memungkinkan peneliti untuk memberikan interpretasi terperinci dari suatu fenomena tanpa bergantung pada pengukuran numerik.  Hasil dari penelitian ini adalah Impelementasi No Box Leadership di UNPAM dilakukan dengan 4 ON yaitu Vision, Action, Passion dan Collaboration. Efektivitas No Box Leadership pada UNPAM terbukti dengan 2 hal yaitu Pertama , keberhasilan UNPAM menjadi kampus yang diminati masyarakat di Indonesia, Kedua adalah  prestasi yang diakui oleh lembaga dan masyarakat. Adapun hambatan dalam Implementasi No Box Leadership adalah ekternal yang meragukan pengelolaan UNPAM dengan biaya murah namun fasilitas terbaik untuk mahasiswa.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Impelementasi No Box Leadership telah berhasil diterapkan di UNPAM sehingga terbangun sistem pendidikan yang baik dan kecepatan dalam kepemimpinan yang terus dijaga dan diwariskan kepada pengelola UNPAM, Efektifitas No Box Leadership di UNPAM dengan berhasil membuat nama UNPAM semakin hari semakin harum dan dikenal, hambatan dalam Implementasi No Box Leadership berhasil diselesaikan dengan menunjukan budaya UNPAM yang Humanis dan relegius kepada pihak luar.

 

Kata kunci : No box, Unpam, Mengelola keberkahan, Berkah,H Darsono,

 

 

LATAR BELAKANG

 

Mengelola sebuah Univeritas atau kampus tidaklah semudah membalikan tangan, ada banyak kampus yang baru bermunculan namun banyak juga yang akhirnya hilang. Adanya Pandemi  Covid 19  membuat daftar kampus yang kalah oleh perubahan semakin banyak. Nama-nama kampus yang dulunya dipercaya dengan banyaknya mahasiswa yang kuliah disana ternyata menjadi “history of yesterday”

Kesuksesan dimasa lalu namun akhirnya kalah di masa sekarang bahkan bisa hilang di masa yang akan datang adalah hal yang sering kita saksikan. Univeritas yang berhasil melewati masa-masa sulit tentu dipastikan memiliki kemampuan dalam kepemimpinan. Dalam dunia persaingan, banyak hal yang bisa ditiru oleh orang lain, akan tetapi kepemimpinan dalam menggerakan orang lain untuk menjadi yang terbaik adalah hal yang sulit ditaklukan. Seperti halnya kampus UNPAM yang menjadi fokus penelitian penulis.

Dalam website resmi UNPAM (https://unpam.ac.id/unpam-raih-5-penghargaan-dalam-anugerah-llkdikti-wilayah-iv-tahun-2021/) telah berhasil mendapatkan penghargaan. Ada 5 penghargaan yang diterima oleh Universitas Pamulang (UNPAM))  dari total 11 katagori anugrah LLDIKTI Wilayah IV Tahun 2021. Kelima penghargaan itu adalah pertama, UNPAM sebagai kampus

dengan peringkat 1 katagori Perguruan Tinggi dengan jumlah perolehan jabatan akademik dosen asisten ahli, lektor dan lektor kepala terbanyak di tahun 2020.

              Kedua, kampus UNPAM mendapatkan peringkat 1 dengan jumlah kelulusan sertifikasi terbanyak tahun 2020. Ketiga adalah UNPAM mendapatkan peringkat 1 penerima hibah dana penelitian dan pengabdian terbanyak tahun 2020. Sementara keempat adalah UNPAM mendapatkan peringkat ke 12 sebagai kampus dengan peringkat klaster terbaik  dan yang kelima adalah Unpam sebagai perguruan tinggi dengan peningkatan penelitian klasterisasi penelitian tertinggi pada tahun 2020.

            Fenomena UNPAM sebagai kampus terbesar di Banten dengan mahasiswa terbanyak dipecahkan pada tahun 2022 dengan jumlah mahasiswa baru mencapai 20.000 orang. Sebuah kepercayaan masyarakat yang sangat tinggi kepada UNPAM, tidak hanya datang dari Jabotebek akan tetapi dari berbagai pelosok di Tanah air.  Puluhan ribu alumni UNPAM yang telah bekerja dan memberikan sumbangan terbaik kepada SDM dalam negeri adalah fakta yang harus diungkap. UNPAM setiap bulan melaksanakan wisuda kepada mahasiswa S-1 dan S-2 yang dilakukan di auditorium kampus UNPAM dengan berbagai jurusan .


Nama Kampus UNPAM  yang awalnya bahkan dipelestkan sebagai kampus “Universitas Paling murah dan Murahan”, telah membuktikan menjadi  kampus UNPAM  dengan harga terjangkau namun semua fasilitas diberikan dengan terbaik untuk mahasiswa, seperti gedung  UNPAM yang berada di kawasan viktor, Jalan Puspitek no 46 Buaran  Serpong yang merupakan gedung kampus 2, sementara kampus 1 berada di jalan surya kencana no 1 Pamulang  dan kampus 3 yang berada di jalan  Witana harja Pamulang.

Sebuah organisasi sukses tidak lepas dari peran kepemimpinan dari seseorang atau beberapa orang yang telah berhasil menjadi “role model” bagi dirinya dan orang lain. Hal ini telah dibuktikan oleh para tokoh-tokoh yang menginspirasi orang lain, bahkan ketika dirinya telah wafat namun namanya justru semakin dikenal dan dikenang oleh genarasi setelahnya, seperti contoh Bung Karno, Mother Therasa, Mahatma Ghandi, Isac Newton, KH. Hasyim Asy’ari dan KH.Ahmad Dahlan dan masih banyak lagi yang lainya. Kepemimpinan bukan hanya seni bagaimana memimpin namun sebuah upaya mempengaruhi orang lain untuk bangkit, berubah dan berlari untuk menyadari dirinya sendiri untuk menjadi lebih baik (Sharma, 2016).

Kepemimpinan adalah hal yang sulit ditiru oleh pesaing dan lawan bisnis, karena kepemimpinan merupakan kolaborasi antara bakat  alamiah seseorang dan ilmu  yang didapatkan secara formal dan informal. Jika keduanya bertemu dan dikalikan akan menjadi rahasia suskes kepemimpinan yang melahirkan kemanfaatan untuk manusia pada umumnya. Adapun hasil dari peran kepemimpinan adalah kehidupan manusia setelahnya yang akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kepemimpinan tidak cukup hanya sebatas membaca buku tentang cara memimpin lalu mendadak menjadi pemimpin hebat, namun dilatih dengan pengalaman yang terkadang bahkan menyakitkan. (Maxwell, 1995).

Mental kepemimpinan dilatih bukan oleh pujian pada awalnya namun dibentuk oleh tekanan, fitnah, hinaan, salah paham, ketidakpercayaan dan pola pikir yang dianggap salah.  Dalam buku  “One Minute Awareness”, sebuah masa kritis bagi seorang pemimpin adalah proses  yang bukan melemahkan namun sebaliknya memberikan semangat, motivasi dan sudut pandang baru dalam melihat masalah. Masa kritis ini justru membentuk seorang pemimpin memiliki C & V, bukan artinya Curriculum Vitae, namun keduanya memiliki arti “Character dan Value” (Yusuf, 2009).

Gambar 1, Sumber “The7Awareness Leadership”

Dalam buku 21 Days to be Transhuman dijelaskan bahwa sebuah karakter kuat dibentuk oleh kebiasaan hebat yang terus diulang-ulang secara teratur yang disebut “massive action”. Pembentukan kebiasaan dimulai dari tindakan positif yang dilakukan seseorang tanpa putus melewati 21 hari pertama dan seterusnya. Seseorang melakukan tindakan dimotivasi oleh kekuatan dari pikiran positif yang sering disebut “Mindset”. Cara berpikir seseorang dalam melihat sebuah masalah yang dihadapi akan membawa seseorang akan menuju kesuksesan atau kegagalan (Yusuf, 2017:17).

Pemimpin yang berhasil memberikan nilai lebih “Value” secara hakikat adalah mereka yang telah menemukan “Unconditional Happiness” , kebahagiaan tanpa syarat yang berada dalam hatinya terdalam, kebahagiaan yang timbul pada saat seseorang “memberi tanpa berharap kembali”. Semakin bahagia seseorang akan mudah dalam berbagi (memberikan nilai yang berarti) kepada orang lain sementara ketika hati dikuasai oleh kegelisahan dan kecemasan akan menuntut sel syaraf dalam diri untuk dikasihani atau diperhatikan oleh orang lain.

Sejak abad 20 sebenarnya sedang memasuki abad yang kelima setelah sebelumnya telah dilewati 4 abad  yaitu Abad pemburuan (Hunter age), Abad pertanian (Agriculture Age), Abad Industri (Industrial Age), Abad Teknologi Informasi (IT Age). Inilah abad yang disebut sebagai Wisdom Age (Abad Kearifan), dalam abad yang kelima ditekankan upaya bagaimana manusia menjadi manusia kembali yang memiliki potensi kepemimpinan bahkan sudah di siapkan sejak dalam kandungan, manusia bukan lagi menjadi obyek dari teknologi sendiri namun sebuah langkah yang dilakukan dengan sadar bahwa sebuah teknologi sehebat dan secanggih apapun pada ujungnya pengendali utama adalah manusia, hal ini juga ditandai dengan Revolusi Indutsri 5.0 (Kertajaya, 2008: 121). 

Ketika kepemimpinan pada teknologi 4.0  fokus kepada pengembangan pikiran berbasis “Out of the box”  sehingga secara tren menuju perkembangan otomatisasi serta pertukaran data dalam industri manufaktur. Tren-tren seperti Internet of  Things (IoT), Industrial Internet of Things (IioT), Sistem Fisik Siber (SFB), Artificial Intelligence (AI), Pubrik pintar dan lain sebagainya yang awalnya membingungkan namun sekarang menjadi “Top of mind” di era digitalisasi . Dengan adanya digitalisasi terasa dunia cepat sekali berputar dan berubah, jika sebelumnya kita harus menunggu informasi melalui surat pos, lalu bergeser dengan telekomunikasi “Handphone” dan akhirya memasuki dunia “Realtime”, hanya dengan hitungan detik kita terhubung dengan sesama manusia di berbagai negera yang berbeda (Kasali, 2005:10).

Manusia modern justru semakin menarik, manusia modern justru semakin ditinggal oleh kemoderenan yang diciptakanya sendiri. Psikolog Rollo May di New York menyampaikan bahwa ada derita-derita manusia yang dimanjakan oleh teknologi dan kemodernan seperti keterasingan, merasa diri kurang layak, menyerah pada keadaan tekanan yang berat, kehilangan makna hidup dan merindukan spiritualisme  (Mubarrok,2000: 221).

Sebuah  teknologi tanpa diseimbangkan dengan kepemimpinan berbasis kesadaran hanya akan menjadi “penjara” bagi penggunanya sendiri. Manusia menciptakan komputer yang canggih namun mentalnya masih tertinggal, manusia menciptakan handpone yang paling mahal dan hebat namun mentalnya masih mental anak bayi berbicara, manusia menciptakan mobil listrik cepat namun mentalnya masih mental gerobak, justru terjadi kesenjangan yang melahirkan mandulnya potensi kepemimpinan (Yusuf, 2008: 13).

Manusia akhirnya menyadari bahwa teknologi  sebagai “tool” yang membantu mempermudah dan melayani manusia namun manusia adalah “key factor success” sehingga teknologi industri 5.0 menawarkan jawaban dari krisis manusia modern yang memisahkan antara dunia benda (maya) dan manusia.  Teknologi 5.0 yang kemudian dikenal dengan Society 5.0 terhubung dengan kesadaran baru dunia terhadap perubahan terlebih dikuatkan ketika adanya Pandemi Covid 19 ini, para pemimpin di “Society 5.0” merupakan gambaran baru tentang kepemimpinan level 5 yaitu “Wisdom Leadership”, kepemimpinan yang tidak hanya mengandalkan kemampuan logis namun juga kemampuan intuitif, sehingga cara berpikir tidak hanya “out of the box” namun “No Box”.

Gambar 2 , Sumber “No Box Leadership”, Naqoy & Umi Rolilowati

Gambar di atas terdapat “Leadership transformation” dari tujuan besar kepemimpinan dalam kotak  pikiran (In the box), terikat oleh banyak aturan dan pengalaman masa lalu sehingga seringkali potensi dan talenta yang dimiliki hanya sebatas catatan kertas namun tidak menjadi inovasi. Target dari kepemimpinan “In the box” adalah produktivitas tinggi, sehingga unsur kesamaan dan kebersamaan menjadi tolok ukurnya, sementara kepemimpinan level 2 yaitu “Out of the box” memiliki target adalah bagaimana seorang pemimpin yang efektif (Rusilowati, 2021:7).

 

 

LITERATUR TEORI

 

Dalam kepemimpinan “No Box” tidak lagi hanya sebatas P-I-P-M (Productivity, Improvement, Professional, Manajemen) namun dibutuhkan hal baru yang disebut C-I-E-L, kepanjangan adalah Creativity, Innovation, Entrepreneurship dan Leadership. Indikator dari kepemimpinan No Box adalah Kreativitas, seperti layaknya membuka jendela, terbukanya jendela kemungkinan untuk maju (window of opportunity), mengutip pelatihan The7Awareness dinamakan “Tadabbur”, membaca tanda-tanda (ayat-ayat Tuhan) yang tersebar luas sepanjang dirinya berada. No Box Leadership tidak harus menemukan “Big Miracle” namun dari hal-hal yang sederhana, biasa dan sesuatu yang merupakan aktivitas sehari-hari namun bisa menemukan “Quantum life” yang membuat dirinya melakukan transformasi diri. (Hidayah, 2010)

Kedua adalah Inovasi, selalu ada keterbaruan yang dibuat, melawan rasa nyaman yang berlebihan sehingga merasa cukup dan gagal melakukan terobosan, dalam The7Awareness ada motto “From Good to Great”, dikatakan bahwa terkadang ketika seseorang ingin mencapai “Great: hebat, diatas rata-rata” persolanya adalah mendobrak ikatan nyaman yang kelewatan, ada banyak cerita di masa lalu (history of yesterday) yang membuat seseorang jalan ditempat ketika terbelenggu oleh rasa nyaman yang tinggi. Melakukan inovasi baru berarti melakukan sebuah terobosan dengan resiko mendapatkan ketidaksamaan dengan orang lain sehingga adanya konflik, di-bully, disalahkan bahkan dianggap remeh adalah hal yang wajar sebagai sebuah proses perubahan nyata. (Yusuf, N. Q. 2013).

Ketiga adalah wirausaha, lebih tepat adalah memiliki jiwa wirausaha, seorang yang memiliki jiwa wirausaha mengutip buku 21 Days to be Transhuman memiliki karakter “berpikir dan berjiwa besar”, selain 20 karakter lainya yang dijelaskan dalam buku tersebut, kedua seorang wirausaha adalah memiliki kebiasaan yang tidak sama dengan orang pada umumnya, dirinya memiliki ketekunan yang nyata, memulai bisnis dari nol adalah hal yang wajar bahkan ketika kegagalan didapatkan dirinya justru menjadikanya sebagai cara belajar baru untuk sukses. Tidak ada rumus gagal dalam wirausaha namun yang ada adalah sukses yang tertunda, mereka mampu membangun narasi yang menggembirakan dirinya terlebih dahulu. (Ghislieri & Gatti, 2012)

Keempat adalah kepemimpinan diri, ini yang tersulit tentu saja adalah memimpin diri sendiri, ketika memimpin orang lain akan terlihat mudah karena terlihat bagaimana respon balik namun ketika memimpin diri sendiri, membutuhkan cara baru yaitu yang disebut dalam The7Awareness adalah “Silence”, latihan bagaimana mendengarkan suara hati untuk maju dan sukses. Kepemimpinan “No Box” memiliki model 3 T yaitu Tafakkur, Tadabbur, Tasyakkur. 

T bagian pertama adalah Tafakkur (introspection), berhasil melalukan evaluasi kepada diri sendiri, semakin sering melakukan evaluasi akan meminimalisasi kesalahan yang diulang-ulang. Setiap kesalahan yang diulang-ulang menunjukan bahwa lemahnya seseorang melakukan evaluasi diri sendiri. Dalam buku 21 Days to be Transhuman dijelaskan bahwa melakukan evaluasi setiap hari 10 menit dalam program 1 jam silence adalah kebiasaan unggul yang memiliki istimewa. Seperti ungkapan dalam The7Awareness bahwa orang sukses adalah orang biasa yang memiliki hati yang luar biasa.

Bagian kedua adalah Tadabbur (extrospection), berhasil menjadikan lingkungan dan orang lain menjadi motivasi yang akhirnya melahirkan peluang sukses. Ada banyak jendela peluang dimasa depan dimulai dari ketika kita mampu membuka mata dan belajar dengan kesungguhan hati. Keberhasilan orang lain adalah jendela peluang yang bisa dipelajari dan ditemukan pola sukses sepertinya, kepemimpinan No Box mampu membaca “sign” yang ada di sekitarnynya untuk membuat dirinya sukses di atas rata-rata.

Sementara “T” yang ketiga adalah Tasyakkur, tentu saja No Box Leadership adalah orang-orang yang pandai dalam mengungkapkan rasa syukurnya karena berhasil memaknai hidup dari hal-hal biasa bahkan sepele . Menjadi kolekter rasa syukur adalah karakter dari kepemimpinan No Box yang terlihat nyata, dirinya merasa malu jika mengisi kehidupan dengan keburukan dan keluhan dan komplian. Keberhasilan dari mereka yang memiliki kepemimpinan “No Box” adalah mampu menjadikan kesulitan, tekanan dan persoalan menjadi jalan keberkahan dimasa yang akan datang. (Whittington et al., 2005)

 

 

METODE PENELITIAN

 

Metode penelitian menggunakan kualitatif, Penelitian kualitatif dimana peran peneliti adalah sebagai instrument kunci dalam mengumpulkan data, dan menafsirkan data. Alat pengumpulan data biasanya menggunakan pengamatan langsung. Sedangkan kesahihan dan keterandalan data menggunakan triangulasi dengan menggunakan metode induktif, hasil penelitian kualitatif lebih menkankan pada makna daripada generalisasi. Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa metodologi penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Adapun penelitian kualitatif yang dilakukan adalah dengan pendekatan humanistis terhadap kepemimpinan Dr. (H.C) H. Darsono dalam One Minute Awareness. Sebuah komitmen kuat dalam hati dan tindakan dirinya terus dijalakan dengan cara konsisten, dari satu langkah menuju langkah berikutnya. Memiliki ilmu konsisten (istiqomah) dalam mengelola keberkahan adalah indikator terkuat dari penelitian terhadap kepemimpinan No Box Leadership (Mengelola Keberkahan).

 

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

            Penerbit Gramedia (2013) menerbitkan buku motivasi berjudul “One Minute Awareness” , satu menit yang mencerahkan. Buku ketiga yang saya tulis di GPU menjelaskan sebuah rumus sukses manusia di atas rata-rata, dalam One minute Awareness dijelaskan bahwa orang suskes adalah orang biasa namun memiliki hati yang luar biasa. Dalam text line “One Minute Awareness” dibagian cover ditulis kata penting “larilah secepat rusa yang gesit”. Pertanyaan besarnya adalah bagaimana rusa berlari secepat rusa yang gesit?, jawabanya ada dalam kisah yang dialami oleh Dr. (H.C) H. Darsono (Pendiri Universitas Pamulang).

            Lahir di Bantul, pada tanggal 5 Juli 1955 Desa Potorono, Kecamatan Banguntapan , kabupaten Bantul Yogyakarta. Merupakan anak yang sangat dibangakan dan diharapkan  oleh kedua orang tuanya yaitu Bapak Ahmad Hudori dan Ibu Siti Badriyah, namun semuanya berubah ketika semasa SMA ada sebuah peristiwa yang membuat semuanya berubah.Ibarat sebuah nyanyian “Cinta menjadi benci, anak yang dibanggakan menjadi anak yang terbuang”.

            Semuanya dimulai ketika Darsono muda memilih sekolah SMA daripada membuat batu bata dan menjaga batu bata agar tidak terkena hujan, di Desa Petorono masyarakat memiliki penghasilanya dengan cara mencetak batu bata, ketika waktunya menjaga Batu Bata justru Darsono kecil memilih sekolah dan mengakibatkkan semua cetakan batu bata ludes terbawa air hujan, kebetulan hari itu hujan sangat deras sehingga cetakan bata yang akan dibakar menjadi tanah kembali.

Melihat kejadian tersebut sang Ayah menjadi marah bahkan sangat murka, memarahi anak yang dibanggakan, terbayang betapa rendahknya anaknya yang memilih sekolah daripada menjaga usaha orang tuanya, bahkan ketika anaknya sedang tidur di dapur, sang ayah masih dikuasai oleh emosi dan mengusir anak laki-lakinya agar tidak tinggal bersamanya lagi.

Tampak bale’ yang tadinya digunakan untuk tidur di dapur ibunya dihancurkan oleh ayahnya, sepertinya ayahnya menunjukan diri bahwa di rumah ini hanya ada satu orang yang paling berkuasa yaitu dirinya. Darsono muda sejak dimarahi oleh ayahnya memilih tidur di dapur dengan bale yang ada, namun akhirnya tempat tidur itupun harus rela dihancurkan oleh ayahnya agar anaknya segera meninggalkan rumahnya.

            Malam itu hujan turun deras sejalan dengan dua orang yang mengeluarkan air mata, pertama adalah Dr. (H.C) H. Darsono muda, kedua adalah ibunda Siti Badriyah yang tidak kuasa melihat anak laki-lakinya mendapatkan perlakuan yang keras dari suaminya, namun prinsip hidup suaminya yang tegas dan keras, membuat terdiam seribu Bahasa dengan keyakinan doa agar malam itu anaknya mendapatkan tempat berteduh. Akhirnya doa ibunda terkabul, diantara hujan deras anak laki-lakinya berhasil mendapatkan tempat sementara untuk bermukim malam itu, bukan ditempat saudara atau keluarga namun di rumah warga yang dikosongkan karena pergi bekerja ke luar negeri.

            Malam itu air mata menjadi saksi dari Darsono muda bahwa hidup memang berat dan harus memilih, kecintaanya terhadap belajar ternyata menghadapi resiko besar dari ayahnya. Rumah sementaranya tidak berbeda desa dengan rumah ayah dan ibunya, namun seperti ada penghalang dari pihak orang tua yang masih menutup pintu hati demi anak laki-lakinya. Anak keepat dari 9 sauduara ini memang memilih jalan yang berbeda adalah sekolah, di Jawa sendiri ada semacam keyakinan bahwa ayah seperti raja yang titahnya sering tidak boleh dilanggar, dilawan atau diabaikan.

            Sejak malam itu ada luka yang dalam namun ada hati yang terbentuk menjadi lebih kuat, seperti ungkapan dalam The7Awareness bahwa “Jika pisau diasah oleh batu, manusia diasah oleh manusia lainya”. Perjalanan mengajarkan kepada Dr. (H.C) H. Darsono muda untuk memiliki keyakinan yang kuat untuk suskes, di kampung halamanya,  dirinya bersyukur karena bisa tinggal dirumah tetangga yang sedang transmigrasi ke Sumatra. Kehidupan harus terus berjalan, keyakinan ayahnya bahwa anaknya yang bersalah membuat dirinya tidak pernah mengunjungi atau melihat anaknya di rumah tarnsmigrasi itu, sementara hati ibunya berkata bahwa anaknya adalah anaknya tidak salah dalam mengambil keputusan.

            Sang ibu sering mengunjungi anaknya sambil memberikan wejangan hebatnya “Kelak kamu nanti jadi orang suskes yah nak, maafin Bapak yah” katanya. Darsono mudapun akhirnya mengiyakan apa yang ibunya katakan, walau berapa kali ibunya mengajaknya kembali ke rumah, namun hati terkecilnya menolak untuk menjaga kebaikanya semuanya. Darsono muda tetap bekerja membuat cetak batu bata merah dengan ayahnya hanya saja tempat tinggal tetap terpisah, setelah lulus sekolah SMA , dirinya melanjutkan sekolah di IKIP Yogyakarta sambal bekerja membuat cetakan bata.

            Karena kesibukanya dirinya tidak sempat untuk membuang waktu dengan mengeluh dan komplian dengan kenyataan hidup yang menyakitkan namun justru dirinya membuktikan bahwa dia memang pantas mendapatkanya. Masa-masa kuliah di IKIP Yogyakarta dilalui sebagaimana anak mahasiswa lainya, walau masih semester 1, dirinya ingin segera meninggalkan Yogyakarta menuju ke Jakarta. Karena keinginanya meninggalkan kampung halamanya sampai diirnya tidak bisa mengikuti wisuda sarjana di kampus tersebut.

            Namun semua kisah sulit dan menyakitkan tersebut justru menjadi keberkahan dalam sesi kehidupan lainya, mungkin jika jalanya terlalu lurus dan datar sebuah daya juang tidak terkeluarkan secara maksimal. Dalam Coaching life Awareness saya menyebutknya sebagai ‘Massive Action”, sebuah keadaan dimana seseorang memiliki tiga hal, yang juga dimiliki oleh Darsono muda kala itu, ketiganya adalah (1). Bekerja lebih giat dari orang lain (2). Bekerja lebih keras dari orang lain (3). Mengeluarkan segala daya dan upaya untuk mencapai target yang dicita-citakan.

            “Massive Action” Darsono Muda ditunjukan dengan karya nyata yaitu bekerja lebih keras dan lebih giat dari teman-teman seusianya, hampir masa mudanya tidak da waktu untuk bermain terlalu lama dengan teman-teman seusianya, selesai kuliah segera pulang karena pekerjaan mencetak bata merah  sudah menunggunya. Pemuda kampung yang rata-rata memainkan gitar sambil begadang, dirinya terkadang ketika malam hari justru sedang membakar bata merah untuk dijual kepada pelanggan. (Sydänmaanlakka, 2008)

 

            Dirinya sadar bahwa masa depan dimulai dari hari ini, telapak tanganya menjadi saksi atas kerja kerasnya selama masa muda itu, tekadnya yang kuat menghancurkan semua keraguan bahwa masa depan suskes hanya milik orang-orang kaya dan keluarga kaya saja, namun masa depan juga milik mereka yang berani melakukan kebiasaan hebat dengan menerobos ketakutan dengan keberaniaan yang sesungguhnya. Itulah sepenggal “One minute Awareness” yang menjadi pintu pembuka masa depan yang tidak pernah terbayangkan bagi dirinya sendiri. Sebuah cara terbaik bagaimana Allah melompatkan seseorang menjadi Manusia di atas rata-rata.

 

            Mari kita pelajari rahasia besar orang-orang sukses yang ada dalam jagad raya ini, mereka semua menemukan “One Minute Awareness” , satu menit yang membuat seseorang mengubah nasib. Ciri dari mereka yang menemukan One Minute Awareness adalah mereka menemukan sebuah kehidupan yang disebut “masa krisis”, sebuah masa yang akan membuat dirinya memilih, apakah akan kalah dalam tekanan berat ini atau justru sebaliknya melompat menjadi  di atas rata-rata.(Yusuf, N. Q. (2013). 

            Rumus menjadi manusia di atas rata-rata adalah T X I X P X K , merupakan rumus yang dialami oleh setiap orang, hanya saja ada yang menyadarinya dan sisanya adalah sama sekali tidak. Kesadaran adalah kunci dari setiap perubahan yang terjadi, Rumus pertama adalah Tekanan , semakin besar tekanan yang menjatuhkan justru semakin berpotensi akan melompatkan dirinya dimasa depan. Pada hakikatnya setiap tekanan memiliki 2 pilihan pertama adalah one minute awareness dan sisanya adalah one minute non sense. Pertama adalah tekanan justru melompatkan dirinya sementara yang terakhir tekanan justru menjatuhkan dirinya ketempat yang paling dalam dan kesulitan.

 

 

Tabel 1. Sumber The7Awareness Leadership

 

One Minute Awareness

One Minute Non Sense

 

Tekanan menimbulkan harapan baru

Tekanan menghilangkan harapan

Tekanan membuat kita bekerja keras

Tekanan membuat kita malas bekerja

Tekanan membuat hidup lebih fokus

Tekanan membuat kita kehilangan fokus

Tekanan membuat kita semakin dekat dengan Tuhan

Tekanan membuat dirinya semakin meninggalkan Tuhan

Tekanan membuatnya menjadi hero

Tekanan membuatnya menjadi Zero

Tekanan melahirkan cara-cara baru

Tekanan membuat kehilangan stategi hebat

Tekanan melahirkan impian baru

Tekanan kehilangan impian

 

            Pernahkah melihat permainan Jongkat jangkit yang berada di sekolah TK yang dekat dengan kediaman Anda. Ketika ditekan ujung sebelah kanan, maka ujung sebelah kiri akan naik dan seterusnya, dimana saja, baik di Indonesia juga di luar negeri akan memiliki rumus yang sama. Namun ada juga permainan TK yang ketika ditekan olah anak-anak justru ujung sebelah  tidak naik sama sekali, hal ini dipastikan karena permainan tersebut rusak.

            Hal ini senada dengan teori fisika Quantum tentang teori Snelling, yang menyenbutkan bahwa “sudut datang akan sama dengan sudut pantul”.  Hal ini bisa terjadi jika dataranya tidak pecah atau rusak, namun semuanya bisa berubah ketika dataranya tidak rata, sudut datang akan tidak sama dengan sudut pantul. Mengambil istilah Imam Ghozali adalah Qolbun Salimun, hati yang sehat dan selamat, jika seseorang memiliki kualitas ini bahkan sebuah tekanan bisa menjadi jalan berkah untuk suskes dan maju .

            Sementara hati yang kedua adalah “Qolbun Maridh”, hati yang sakit, jika tekanan membuat seseorang memiliki semangat namun dalam waktu yang lain justru terbalik menjadi putus asa (Up & Down), hal ini menunjukan kualitas hati dalam menerima tekanan tergantung “mood” yang dimiliki. Tekanan terkadang bisa memotivasi diirnya  namun juga dalam sisi lainya tekanan justru menjatuhkan mentalnya dan menyerah.

            Sementara hati yang ketiga adalah ‘Qolbun Mayitun”, hati yang telah mati. Setia pada kesempatan untuk mengubah dirinya selalu memiliki banyak alasan yang membuat dirinya tertinggal. Setia pada waktu yang tepat untuk berubah namun dirinya memilih justru bukan waktu yang tepat, berusaha mencari waktu yang tepat untuk berubah dan hanya membuang-buang waktu saja nantinya. Seperti daftar dibawah ini,

            “Saya berubah nunggu menikah dan punya tanggung jawab”

            “Saya berubah kalau sudah pension”

            “Saya berubah nunggu Covid sudah tidak ada lagi”

            “Saya berubah nunggu kenaikan pangkat”

            “Saya berubah kalau sudah bekerja”

            Orang yang telah menemukan “One minute Awareness” maka tidak akan menunda, tidak akan menunggu dan tidak akan membiarkan terlalu lama peluang hilang, bagi orang yang menemukan One minute Awareness seperti layaknya H.Darsono “time is berkah”, setiap waktu adalah jalan menuju keberkahan bagi dirinya dengan membuat banyak orang berubah menjadi yang terbaik.(Nuraini Siti Anshori, 2013)

            Rumus kedua dalam One minute Awareness adalah Impian,  ketika Darsono Muda menemukan Tekanan dari Ayahnya, justru membuat dirinya berani memiliki impian yang kuat untuk sukses. Tekanan justru adalah pintu lebar untuk menuju gerbang impian, setiap impian terbuka lebar satu persatu. Layaknya sebuah koin, memiliki dua persepsi. Prestasi yang akhirnya membuat Dr. (H.C) H. Darsono mendapatkan gelar Doktor kehormatan di kampus UNY pada hari rabu, tanggal 28 Maret 2018 dengan promotor Prof.Suyatno, Ph.D.

            Promotor menyimpulkan bahwa UNY memberikan perhatian kepada Dr. (H.C) H. Darsono yang sukses memberikan kontribusi kemanusiaan melalui Pendidikan melalui Yayasan Sasmita Jaya yang akhirnya melahirkan Universitas Pamulang (UNPAM). Ada banyak kaum marginal yang selama ini sulit menjangkau dunia Pendidikan namun akhirnya mereka berhasil kuliah sehingga akan memberikan kesempatan kepada anak-anak pertani, pemulungm, tukang ojeg bisa merasakan bangku kuliah.

            Kepemimpinan berhubungan dengan kekuasaan sehingga menjadi efektif, disninilah kekuatan hati menjadi faktor penting, ketika hati sehat maka kepemimpinan menjadi lebih baik dengan cara memuliakan orang lain melalui berbagai pola salah satunya adalah Pendidikan, disinilah yang dilakukan oleh Dr. (H.C) H. Darsono dalam menjalankan kepemimpinanya di lingkungan Sasmita Jaya. (https://www.uny.ac.id/id/video_streaming/penganugerahan-gelar-doktor-honoris-causa-drs-h-darsono) . Keberhasilanya dalam kepemimpinan telah membuat dirinya mendapatkan Doktor honoris causa, sebuah prestasi yang bukan semata-mata biasa namun telah dibuktikan dengan tindakan nyata untuk menyelamatkan atau menolong kemanusiaan.

            Rumus ketiga dalam One minute Awareness adalah Percaya diri yang tinggi dan keyakinanya mulia, orang-orang yang telah menemukan One Minute Awareness biasanya memiliki cara pandang dan keyakinan yang tidak sama dengan mereka yang belum menemukanya.Dalam One Minute Awareness seseorang telah melihat jelas sesuatu yang belum terjadi namun dirinya melihatnya seolah-olah sudah terjadi. Kpercayaan diri yang dimiliki oleh Darsono Muda adalah lahir karena One Minute Awareness, pada saat tekanandatang justru diirnya meyakini saatnya melakukan sebuah lompatan perubahan nyata. Kepercayaan dirinya akan masa depan yang indah dan hebat dijaganya di hati sehingga menjadi sbveuah cahaya Dallm dirinya bahwa masa depan pasti jauh lebih baik. Walau masa depan masih misteri namun keyakinan dirinya seperti membuat jalan untuk masa depanya layak dan bisa .

            Istilah “Tommowro is Today” adalah tepat untuk meraka yang menemukan “one Minute Awareness”, apa yang dibahas dan dibedah dalam pikiranya adalah masa depan yang belum terjadi namun diyakinya bahwa ini seolah-olah sudah terjadi, Lihat kisah bagaimana Stepen Jobb yang justru menemukan ide cemerlang tetang Apple justru ketika dalam keadaan sulit, dirinya ketika itu sedang dim PHK dan melihat ada sebuah buah apel yang digerogoti oleh tikus, dirinya meyakini bahwa  aka nada perusahaan yang sangat bermanfaat bahkan sampai tikuspun menyukainya. Keyakinan dirinya mengantarkan menjadi pribadi yang bisa mendobrak keadaan bisa menjadi istimewa.

            Dr. (H.C) H. Darsono percaya bahwa masa depan harus dimulai dari hari ini, saat ini dengan kekuatan dari dalam dirinya sendiri adalah keyakinan, menguatkan keyakinan setiap hari adalah jalan baik yang harus dimulai pada saat sebenarnya orang mengatakan “masa sulit” atau “masa kritis”,  justru dalam pandangan “One Minute Awareness”, setiap masa kritis selalu memberikan 2 makna dan pesan yaitu masa-masa awal untuk bangkit dan kedua adalah masa dimana seseorang sedang disayang oleh Tuhanya,  karena setiap masa krisis bagi seseorang jika dijalani dengan keyakinan mulia akan mempercepat dirinya menjadi terbaik.

            Ujung dari Rumus One Minute Awareness adalah konsistensi, hampir dipastikan mereka yang menemukannya akan setia dalam kesabaran dan kedisiplinan. Sejak dirinya dilarang tidur di rumah oleh ayahnya, bahkan ranjang kayu di dapur dihancurkan oleh ayahnya agar dirinya pergi membuat batinya siap menjalamio kehidupan yang keras, air matanya setiap malam menjadi saksi atas perjalanan hidup yang terus dijaga dengan ketekunan dan kesetiaap terhadap masa depan. Baginya masa depan adalah milik mereka yang memiliki ketekunan bukan sebatas kepintaran, karena ketunan menunjukan kecerdasan seseorang  (Emotional Intellegency).

            Ketekunanya membuahkan hasil nyata hari ini, kampus Universitas Pamulang telah menunjukan eksistensinya, jiwa kampus ini sendiri menunjukan nilai-nilai luhur dari pendirinya yaitu memberikan kesempatan bagi orang lain untuk menikmati perubahan melalui dunia pendidkan. Kini banyak lulusan Doktor di berbagai bidang keilmuan yang telah menjadi saksi keberkahan rezeki dari Universitas Pamulang. Bahkan menurut H.Darsono, mereka ada yang awalnya adalah seorang pemulung dan marbot di masjid yang berhasil mengangkat derajat dirinya lebih mulia dan lebih baik. Teringat sebuah hadits Nabi Muhammad Saw bahwa “Seseorang yang menyayangi sesamnya di bumi, maka penghuni langit akan menyayanginya dengan sepenuh hati”.

 Pemimpin yang telah berhasil dalam tahapan “ No Box Leadership” memiliki  fokus tidak hanya menjadi pemimpin yang efektif namun meraih hidup yang mulia dan berusaha memuliakan manusia lainya, lebih tepat adalah kepemimpinan yang memberikan orang lain menjadi lebih baik dan meraih keberkahan hidup dengan cara memberikan kesempatan untuk berubah lebih baik (Greatness). Sejalan dengan The7Awareness yaitu “From Good to Great”, bahwa kepemimpinan “No Box” mendorong bukan hanya dirinya maju namun mendorong ekosistem yang berada di sekitarnya menjadi yang terbaik, tidak hanya cukup baik (Collins, 2001:51).

No Box Leadership menurut penulis adalah kemampuan pemimpin berhasil memimpin dirinya sendiri sehingga orang lain akan mengikutinya dengan suka cita dan penuh kepatuhan bukan karena ancaman dan hadiah akan tetapi dikarenakan ada visi yang telah menyatu menjadi satu langkah. Memiliki motivasi yang berbasis “akhirat” sebagai cara mengelola usaha di dunia. Hitunganya bukan sebatas untung dan rugi atau kecil dan besar akan tetapi hitunganya adalah apakah yang dilakukan olehnya disukai oleh Tuhan, sebuah cara mengelola menejemen berbasis keberkahan.

            Implemntasi “No Box Leadership” sebenarnya juga bisa disebut sebagai manajemen keberkahan (Celestial management), orang-orang yang mengelola keberkahan akan mengalami kehidupan yang penuh dengan kemudahan dan keindahan, persoalan selalu ada namun solusi justru lebih banyak. Keberkahan rezeki bagaikan seseorang yang sedang berjalan di padang pasir  dan kehausan lalu menemukan mata air yang sangat jernih dan bisa diminum. Keberkahan hidup seperti layaknya seseorang yang memiliki pohon di halaman rumah penuh dengan buah yang siap disantap (Abdullah, M. 2014:17).     

          Dalam bahasa Arab, “berkah” berasal dari kata barokah yang memiliki arti nikmat. Dalam istilah atau bentuk kata lain dalam bahasa Arab juga disebut mubarak dan tabaruk. Imam Al-Ghazali juga membahas tentang makna kata berkah yaitu berarti bertambahnya kebaikan. Para ulama pun juga menterjemahkan makna kata berkah adalah segala hal yang berlimpah, baik dari aspek spiritual atau material. Termasuk di dalamnya kasih sayang, ketenangan, kenyamanan, waktu, usia  (Imam Al-Ghazali, 1995: 98).

          Termasuk dengan dengan kehadiran Al-Quran dalam hidup manusia, disebut dalam Al-Quran surat Shaad ayat 29, “Ini (Al-Quran) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran.” Dalam ayat lain, disebutkan juga kata berkah. “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf: 96).

            Dari Al-Quran (Al-A’raf: 96) bisa diambil sebuah hikmah bahwa keberkahan adalah terpenuhinya segala nikmat materi yang dibutuhkan oleh manusia. Allah menyiapkan langit dan bumi untuk menjadi sumber-sumber keberkahan bagi hamba-hamba-Nya. Terdapat beberapa indikator kepemimpinan yang melampaui efektivitas menggapai kemuliaan yang berdampak kebahagiaan di dunia dan akhirat. Adapun ciri-ciri mengelola keberkahan dalam pandangan Al-Quran adalah :

  1. Dimuliakan rezekinya dengan menjaga keimanan dan kebajikan.

              Seseorang yang mencapai tahap “berkah”, maka yang akan terjadi selalu dijaga rezekinya dalam katagori “mulia”. Dari sebuah proses mendapatkanya dimudahkan berada pada jalur yang halal sehingga memberikan manfaat kepada banyak manusia menjadi lebih baik dalam kehidupan mereka. Seperti dalam Al-Quran (QS. Al Hajj: 50).

 

“Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia”

No Box Leadership memiliki keyakinan yang sangat kuat, bahwa setiap kebaikan yang diberikan akan memantul untuk dirinya terlebih dahulu, selalu mengharapkan ampunan kepada Allah atas setiap perbuatan yang sudah dilakukan di masa lalu, dirinya tidak bisa lepas dengan zikir (mengingat Allah). Dr. (H.C) H. Darsono menjalankan UNPAM dengan segenap keyakinan dan dijadikan setiap langkahnya adalah amal sholeh untuk membantu sesama, sehingga akhirnya sering mendapatkan rezeki yang tiada disangka-sangka.

 

2.      Merasakan Nikmat dan Beramal Shaleh

 

“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam” (QS: Al-An'am: 125)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa keberkahan hidup dari Allah salah  satunya adalah dengan merasakan nikmat iman dan islam serta kenikmatan dalam beribadah. Tentunya tanpa ada perasaan tertekan, berat, atau merasa payah dalam menjalankannya misalnya  saat melaksanakan sedekah. Maka kita akan merasakan keutamaan sedekah tersebut dan manfaatnya dalam hidup sehingga ringan untuk melaksanakannya, tidak ada kesulitan yang ada justru adalah kemudahan dan bimbingan dalam hatinya untuk menemukan jawaban dari setiap persoalan (Kassab, 2010:120).

               Kepemimpinan “No Box” yang dilakukan oleh Dr. (H.C) H. Darsono dalam   menjalankan UNPAM dibangun dari awal selalu mendapatkan kemudahan menjalankanya, pada saat  Pandemi Covid 19 pembangunan fisik kampus UNPAM  yang ada di Viktor Serpong Tangerang Selatan terlihat  megah dan mempesona. Dr. (H.C) H. Darsono membangun kampus Universitas Sutomo di Kota Serang bahkan dengan anggaran 2 Trilun, melakukan pembangunan kampus dengan mengelola keberkahan rezeki yang akhirnya datang dari berbagai sumber keuangan “yang tidak terduga”. (Yusuf, 2022: 10).

                 Dr. (H.C) H. Darsono meyakini bahwa rezeki seseorang terbagi 2 yaitu terbatas dan tidak terbatas, rezeki yang tertutup untuk orang lain adalah bagian dari rezeki yang terbatas. Seseorang yang rezekinya  tidak hanya digunakan untuk kebutuhan diriya dan keluarga namun rezeki yang memiliki manfaat jauh lebih luas dan banyak orang mendapatkan manfaat dari rezeki tersebut disebut rezeki yang tidak terbatas. UNPAM memberikan kesempatan kepada semua lapisan masyarakat bisa mendapatkan rezeki melalui keberadaanya, dari tukang parker sampai UMKM yang berdagang sekitar kampus UNPAM.

            Seseorang yang memiliki rezeki berkah selalu ada jalan rezeki yang tidak terduga. Ada  motivasi yang jauh lebih besar dan lebih kuat dibandingkan sebatas keuntungan keuangan (materi) yaitu kebahagiaan membantu orang banyak mencapai kualitas hidup yang semakin baik. Melalui dunia pendidikan, kualitas hidup sebuah keluarga akan mengalami perubahan, dari perubahan kecil sampai akhirnya perubahan besar. Semakin hari, semakin melangah maju dan sukses.

  1. Konsisten dalam Kebaikan

“Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus” (QS Ali Imron: 101)

 Konsisten dalam kebaikan artinya kita terus berpegang teguh pada perintah Allah dalam kondisi apapun. Orang yang dalam hidupnya penuh dengan keberkahan maka dia akan menjalankan kebaikan tersebut secara konsisten sampai akhir hidupnya. Walau banyak tekanan justru bukan semakin membuat dirinya tidak kehilangan semangat dan optimism. Di kala Pandemi justru tekanan justru menjadi lompatan usaha dan  bisnis yang tidak terduga, mengambil istilah “One minute Awareness” bahwa tekanan memiliki 2 pilihan, pertama adalah tenggelam kalah  dan kedua naik kepermukaan menjadi pemenang (Yusuf, 2013 : 201). 

            Konsistensi ini adalah panggilan suara hati (inner voice), mereka yang telah menemukanya istilah Covey dalam The 8th Habit: From Effectiveness to Greatness. Sebutan “panggilan hati” maka tidak ada yang mampu menghentikan kebaikan yang terus dijalankanya, bagaikan air yang terus mengalir dari atas bukit ke lembah-lembah di sebuah desa. Mengutip motivasi The7Awareness adalah “Sekali jarum besi saya tancapkan pantang saya Tarik kembali”(Covey,1997: 88).

 Inilah yang tampak dari implementasi kepemimpinan “No Box Dr. (H.C) H. Darsono”, dalam pembangunan UNPAM  yang semakin hari semakin menunjukan eksistensinya di masyarakat yang tidak hanya di sekitar Banten namun juga mulai merambah Kawasan Sumatra, Kalimantan dan Papua. Meskipun UNPAM memiliki kepanjangan Universitas Pamulang akan tetapi jangkauan mahasiswa seluruh Indonesia melalui program e-learning yang tersusun dengan baik sehingga bisa menjangkau semua kalangan.

 

3.Merasakan Kerinduan pada Allah

Orang yang dalam hidupnya penuh dengan keberkahan, menyadari bahwa nikmat yang bisa ia rasakan saat ini bersumber dari Allah SWT. Untuk itu, tidak ada pilihan lain bahwa ketaqwaan dan selalu rindu kepada Allah adalah hal yang selalu dirasakannya. Karena mereka menyadari bahwa manusia tidak akan mendapatkan apapun tanpa pertolongan Allah.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (QS Al-Anfal: 2-3).

           Kesadaran spiritualitas seseorang akan rasa syukurnya kepada Allah atas segala kenikmatan hidup ditunjukan bukan hanya membangun kesalehan personal yang bersifat privat, namun membangun kesalehan sosial yang kebaikanya akan memberikan manfaat lebih luas dan dirasakan oleh banyak orang  (Abd Wahab & Umiarso,  2017:112).

     Kesadaran spiritual atau kesadaran beragama seseorang akan ditransformasi dalam berbagai bisnis dengan pendekatan “Ihsan”,  yaitu melakukan kebaikan walau tidak dilihat oleh manusia , namun dirinya meyakini bahwa Allah tidak ada satu menitpun yang luput dari pandangan-Nya. Sehingga dalam menjalankan bisnis dengan kekuatan “integritas”nya. Impelemntasi No Box Leadership di UNPAM  dengan memberikan kesempatan para dosen dan tim melakukan inovasi dan kreativitas tanpa batas adalah bagian dari kemajuan UNPAM.

  1. Selalu Sabar Menghadapi Ujian

Kualitas manusia di atas rata-rata adalah memiliki kesabaran ketika menghadapi ujian.  Dengan keberkahan dari Allah SWT, maka orang-orang tersebut akan mudah untuk bersabar dalam menghadapi berbagai ujian. Baik ujian dalam kebahagiaan atau kesulitan. Seluruhnya adalah hal dengan ikhlas mereka hadapi. Makna berkah dalam hidup memang bisa berbeda dari setiap orang. Sebenarnya Allah senantiasa memberikan kemudahan dan kebutuhan dalam hidup kita, baik kita sadari ataupun tidak. Semoga sebagai manusia kita selalu menyadarinya dan bersyukur setiap saat akan kenikmatan yang menjadi berkah dalam hidup kita.

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung” (QS Ali Imran: 200)

     Untuk menambah keberkahan dalam hidup, sedekah bisa menjadi salah satu kuncinya. Rezeki yang merupakan salah satu nikmat dalam hidup ini, akan bertambah keberkahannya jika kita membagikannya kepada orang lain membutuhkan. UNPAM sendiri memberikan sedekah kepada mahasiswa untuk tidak membayar uang Gedung pada saat masuk kuliah, walau mahasiswa tidak membayar uang Gedung namun Dr. (H.C) H. Darsono justru membangun Gedung-gedung baru di kala pandemi ini.

  1. Pekerja keras tanpa mengenal waktu

Bekerja bukan hanya sebatas transaksional namun bekerja menjadi ibadah, sehingga bekerja tanpa mengenal waktu. Visi hidupnya adalah mendekati Allah. Setiap masalah yang ada selalu ada solusi, setiap ujian yang dihadapi diberikan kemudahan oleh Allah. Hal ini sejalan dengan Al-Quran yang memberikan petunjuk seperti dibawah ini.

"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (Q.S. Al-Insyirah : 5 - 6).

 

Mengelola UNPAM dibawah Yayasan Sasmita Jaya dibutuhkan semangat kerja tanpa mengenal waktu, Dr. (H.C) H. Darsono menunjukan hal ini, sepanjang hari dan sepanjang waktu bahkan bertahun-tahun, berdirinya SMK Sasmita Jaya I, Sasmita Jaya II, UNPAM sampai UNSUT membutuhkan pekerjaan yang luar biasa. Dalam menjalankan pekerjaan selalu diberikan solusi yang dimudahkan.  Mengelola UNPAM bukan berarti tidak ada hambatan, akan tetapi setiap hambatan diberikan jalan keluar, selalu ada campur tangan Ilahi dalam segenap aktivitas. Hatinya sudah dipenuhi dengan keyakinan sehingga percaya bahwa masalah datang satu paket dengan solusi.

 

Melihat fenomena Unpam dengan kepemimpinan Dr. (H.C) H. Darsono sejalan dengan pandangan Stephen Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People  memberikan tanda kepada kita tentang kepemimpinman “Out of the box” dengan berlatih menjadi pribadi yang efektif, namun sebelum usia 79 tahun dan akhirnya wafat (16 Juli 2012) dirinya membuat sebuah buku yang istimewa berjudul The 8 th Habit : From Effectiveness to Greatness. Dalam salah satu kalimat istimewa dirinya sebelum wafat mengatakan "Sebagian dari kita menghabiskan banyak waktu untuk apa yang segera dilakukan, bukan apa yang penting dilakukan."  

(Landry, 2004)

Kepemimpinan “No Box” adalah bentuk transformasi dari kepemimpinan sebelumnya  “out of the box” , ketika hanya pada kepemimpinan “In the Box” membuat fokus kepemimpinan di level bagaimana menjalankan pekerjaan sesuai S.O.P, tujuan dari kepemimpinan “In the Box” adalah productivity, sebuah produktivitas tinggi menjadi target dari kepemimpinan di level ini, dalam kepemimpinan level “In the box” masih sering berhadapan dengan dualitas “bad & good, black & white, Yin & Yan”.  Pikiran masih sering mempengaruhi dirinya dalam mengambil keputusan sehingga terkadang suasana hati bisa berubah-ubah tergantung pola pikir yang dialami. Seperti aforisme The7Awareness bagian pertama dituliskan bahwa “Pikiran adalah pelayanan yang baik sekaligus majikan yang jahat”.

 

Pemimpin di level pertama ini akan mengukur kesuksesan sebuah kinerja dari 2 hal yaitu “Productivity & Improvement”, ukurannya adalah bagaimana menciptakan sebuah produk yang bagus dan bisa dipasarkan dengan baik kepada pasar yang menyerap dalam dunia kacamata “marketing landing”, sementara dalam dunia keuangan adalah menjalankan pencatatan keuangan sesuai dengan aturan yang berlaku . Dalam dunia SDM , kepemimpinan “In the box” menekankan pegawai bekerja dan bekerja lebih keras lagi. Tanda hadir kehadiran menjadi faktor penting walau terkadang dalam kehadiran tersebut masih adanya hasil yang belum tercapai. (Yusuf, N. Q., & Sugiyanto, S. (2021).

Sementara kepemimpinan level “Out of the box” mengukur keberhasilan dari 2 hal yaitu Profesionalitas dan Manajemen. Semakin “ahli” seseorang , atau tidak umum (tidak sama) dengan orang lain menunjukan dirinya memiliki cara-cara berpikir tidak biasa, kita ambil contoh adalah pedagang UMKM di bidang kuliner, sama-sama menjual kuliner namun dirinya menjadi lebih ahli dibidang kuliner tertentu sehingga memiliki “Differentiation” dalam pengelolaanya. Sama-sama dalam sebuah bisnis yang sama namun keahlianya akan membuat dirinya tampil berbeda dengan yang ada.

            Tata kelola manajemen juga memiliki cara-cara lama yang diperbaharui dengan hal-hal baru, mengambil istilah Reseach ditemukan adanya “Gap”, ada unsur kebaruan , kita ambil misalnya adalah perang bisnis online antara Marketplace Shopee dan Bukalapak, keduanya sama-sama raja bisnis online dengan produk yang bisa jadi sama namun stategi menejemen dari keduanya berbeda, Shopee misalnya memanjakan pembelinya dengan memberikan gratis ongkir, sementara Bukalapak memberikan harga yang dipangkas habis sehingga benar-benar mendekati “gratis”. (Sprouts Schools, 2016)

 

Manajemen adalah bagian penting dalam pengelolaan “out of the box”, seperti halnya perusahaan yang justru menemukan “daya ungkit” keberuntungan di kala Pandemi, sementara sebagian besar justru sebaliknya. Bisnis penerbangan, Pariwisata dan sandang adalah bagian besar bisnis  mengalami tekanan berat bagi mereka hanya sebatas menggunakan cara berpikir “in the box” namun bisnis mereka yang mengalami kebangkitan pemasukan ketika menggunakan pola lama dengan cara baru, seperti halnya KFC, MCD , jika mereka menggunakan cara lama yaitu outlet mereka hanya ada di Mall, bisa jadi akan ditinggal oleh masyarakat dewasa ini.(Kertajaya, 2005)

            Hal yang sama dilakukan oleh Kampus Unpam yang justru membuka kampus keduanya di Serang bahkan melakukan pembangunan yang bernilai triluan dalam situasi Pandemi Covid 19, sepertinya rezeki dari Pendirinya layaknya ‘kran air” yang sudah terbuka lebar sehingga hanya tidak terputus sama sekali, mengambil ungkapan Robert T Kiyosaki “memiliki puluhan pipa air” yang terus mengalir, bukan hanya mengandalkan satu pipa saja. Manajemen No Box tidak seperti jalur atas ke bawah, namun juga bisa menggunakan pola lingkaran yang yang bisa dimulai dari sebelah mana saja. Hal yang sama dalam organisasi modern adalah Agile Organizations, sebuah pola organisasi yang tidak hanya terfokus kepada Up Down namun setiap orang menjadi kekuatan kontribusi sehingga mengerjakan tugas jauh lebih singkat dan tepat.

Kembali ke Unpam (Universitas Pamulang) yang  layaknya bayi kecil dengan cepat tumbuh menjadi kebanggaan masyarakat Kota Tangerang Selatan , tentu saja pola pikir baru yang berbeda “No Box Leadership” menjadi bagian terpenting yang dimiliki oleh Pendiri Unpam Dr. (H.C) H. Darsono , jurnal ini menjelaskan bagaimana “No BOX Leadership”  yang diterapkan dalam kepemimpinan kampus terbesar di Kawasan Banten .

 

 

KESIMPULAN DAN SARAN

           

            UNPAM telah melaksanakan dan berhasil melakukan implementasi “No Box Leadership” dalam menghadapi perubahan global dan tantangan zaman di era “Double Distruption”. Pengetahuan logis dan Intuitif yang dimiliki Ketua Yayasan Sasmita Jaya  mampu memiliki ramalan dalam menyiapkan masa depan seperti pembuatan “E-Learning” dibuat sebelum adanya Pandemi Covid 19 sehingga UNPAM tidak mengalami  “learning loss” seperti yang dialami oleh kampus lain ketika belum menyiapkan pembalajaran online secara maksimal.

              No Box Leadership yang dilakukan oleh Ketua Yayasan Sasmita Jaya  berhasil menyiapkan calon pemimpin yang efektif untuk meneruskan visi besar Yayasan Sasmita Jaya yaitu memberikan kesempatan kepada kolompk marginal untuk bisa merasakan   mudahnya mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi.

         UNPAM telah berhasil mempraktikan secara efektif implementasi “No Box Leadership” dalam pengelolaan kampus UNPAM sehingga memiliki banyak prestasi yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat (seperti Rekor MURI), mahasiswa UNPAM juga lolos mendapatkan PKM sekala Nasional. Lulusan UNPAM yang telah tersebar kepada SDM di seluruh Indonesia telah diterima dengan baik dan dianggap membantu kontribusi besar atas pembangunan manusia unggul di dalam negeri.

         UNPAM bahkan menerima mahasiswa baru mencapai 20.000 pada tahun 2022, sebuah kepercayaan masyarakat yang sangat baik kepada kinerja UNPAM. Jajaran Rektorat UNPAM telah efektif mempraktikan implementasi No Box dengan melakukan kerjasama semua pihak sehingga nama harum UNPAM tidak hanya sampai di kawasan Jabotabek akan tetapi sampai di kawasan Timur Indonesia seperti Maluku dan Papua.

 

SARAN

Perlu adanya sosialiasi Kepemimpinan “No Box” terhadap  stakeholder   agar lebih menjiwai semangat dan visi mulia dari  Ketua Yayasan Sasmita Jaya melalui seminar, bedah buku dan program pemberdayaan masyarakat. Kedepannya apabila ada program pelatihan atau Coaching “NO BOX LEADERSHIP” perlu adanya Change Agent untuk mengoptimalkan proses perubahan dan pembagian tugas dan kewenangan dalam program dimaksud.

 

 

 

DAFTAR  PUSTAKA

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Al- Qur’ân al- Karîm Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya: Juz 1-30, Jakarta: PT. Kumudasmoro Grafindo Semarang, 1994

Alimuddin, A. (2019). Kepemimpinan spiritual . Kelola: Journal of Islamic Education Management, 4(2). https://doi.org/10.24256/kelola.v4i2.905

Adamek, M. S. (2007). Elements of Leadership Development: What Contributes to Effective Leadership? Music Therapy Perspectives, 25(2). https://doi.org/10.1093/mtp/25.2.121

 Atmanspacher, H., & beim Graben, P. (2007). Contextual emergence of mental states from neurodynamics. Chaos and Complexity Letters, 2(2–3).

Chang, T., Chou, S. Y., & Han, B. (2021). Silent Leaders in the Workplace: Forms of Leadership Silence, Attributions of Leadership Silence, and Accuracy of Attributions. International Journal of Business Communication, 58(4). https://doi.org/10.1177/2329488418777041

Fadlillah, A. M., & Septyan, K. (2020). Model Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Insani (SDI) pada Bank Syariah. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, 5(3).

 Gero, J. (2014). Meditation {&} Leadership. Leadership Excellence, 31(7).

Grund, A., Fries, S., & Rheinberg, F. (2018). Know your preferences: Self-regulation as need-congruent goal selection. Review of General Psychology, 22(4). https://doi.org/10.1037/gpr0000159

 Hermawan, K. (2008). Seri 9 Hermawan Kertajaya on Marketing Mix. Marketing Mix.

Harold T. Amrine, John A. Ritchey, Oliver S. hulley and Sedyana. 1985. Manajemen dan Organisasi Produksi (Terjemahan edisi keempat). Jakarta:Erlangga

Hafifah, N., & Machfud, M. S. (2021). Pengaruh Sholat Tahajud Terhadap ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Santri. JKaKa:Jurnal Komunikasi Dan Konseling Islam, 1(1). https://doi.org/10.30739/jkaka.v1i1.809

Hendrawan, A. Y., Mambang, M., Hati Waruwu, R., & Pebrianti, E. W. (2021). Peran Kepemimpinan Visioner yang Melayani dalam Mendidik dan Menghasilkan Calon Pemimpin yang Memiliki Karakter Kuat pada Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(4). https://doi.org/10.36418/japendi.v2i4.151

 Isa, K., Tenah, S. S., Atim, A., & Jam, N. A. M. (2019). Leading happiness: Leadership and happiness at a workplace. International Journal of Recent Technology and Engineering, 8(3). https://doi.org/10.35940/ijrte.C5299.098319

Johansen, B., & Euchner, J. (2013). Navigating the VUCA world, An interview with Bob Johansen. In Research Technology Management (Vol. 56, Issue 1). https://doi.org/10.5437/08956308X5601003

Jufrizen, J., Sari, M., Nasutian, M. İ., Radiman, R., & Wahyuni, S. F. (2019). The strategy of spiritual leadership: The role of spiritual survival, workplace spirituality and organizational commitment at private universities. International Journal of Research in Business and Social Science (2147-4478), 8(1).

 

Kasali. Rhenald, Change manajemen perubahan  dan manajemen harapan, Gramedia, 2005

Koeswinarno, K. dan. (2015). The Religious Councelor: Towards Professional Performance. Analisa, 22(2). https://doi.org/10.18784/analisa.v22i2.103

 

King, S. P., & Bryant, F. B. (2017). The Workplace Intergenerational Climate Scale (WICS): A self-report instrument measuring ageism in the workplace. Journal of Organizational Behavior, 38(1). https://doi.org/10.1002/job.2118

Kangis, P., & Lee-Kelley, L. (2000). Project leadership in clinical research organizations. International Journal of Project Management, 18(6). https://doi.org/10.1016/S0263-7863(00)00018-1

Kanji, G. K. (2008). Leadership is prime: How do you measure Leadership Excellence? Total Quality Management and Business Excellence, 19(4). https://doi.org/10.1080/14783360802002834

Lang, E., Ovens, H., Schull, M. J., Rosenberg, H., & Snider, C. (2020). Authentic emergency department leadership during a pandemic. In Canadian Journal of Emergency Medicine (Vol. 22, Issue 4). https://doi.org/10.1017/cem.2020.360

 

Liu, X., Li, X., Chen, W., Yu, Q., & Lai, S. (2020). The Multilevel Effects of Creative Leadership on Employees’ Workplace Innovative Behavior: An Integrated Analysis Framework. Open Journal of Social Sciences, 08(12). https://doi.org/10.4236/jss.2020.812024

 

Mehmood, A. (2017). Leadership and Self-Deception: Getting out of the Box. South Asian Journal of Management, 24(2).

 

Murray, E. D., Berkowitz, M. W., & Lerner, R. (2019). Leading with and for character: The implications of character education practices for military leadership. The Journal of Character & Leadership Development, 6(1).

 Malterud, K., Siersma, V. D., & Guassora, A. D. (2016). Sample Size in Qualitative Interview Studies: Guided by Information Power. Qualitative Health Research, 26(13). https://doi.org/10.1177/1049732315617444

Neuhofer, B., Egger, R., Yu, J., & Celuch, K. (2021). Designing experiences in the age of human transformation: An analysis of Burning Man. Annals of Tourism Research, 91. https://doi.org/10.1016/j.annals.2021.103310

 

Naqoy, (2010), One Minute Awareness :Satu menit yang mengubah nasib, Gramedia ,Jakarta

Naqoy, (2007), The7Awareness : 7 Kesadaran Hati dan jiwa menjadi manusia di atas rata-rata, Gramedia ,Jakarta

Naqoy, (2019), Unconditional Happiness :Bahagia tanpa syarat,  KMO ,Jakarta

Naqoy, N., & Rusilowati, U. (2021). No Box Leadership. HUMANIS (Humanities, Management and Science Proceedings)2(1).

 

Okeke, N. L. (2019). School Technology Leadership: A New Concept. International Journal of Innovative Development and Policy Studies, 7(2).

Purwanto, Ngalim. 1974. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Nasco.

Payne, N. (2002). Leadership with integrity. Accountancy SA.

Pollack, J. M., Carr, J. C., Corbett, A. C., Hoyt, C. L., Kellermanns, F. W., Kirkman, B. L., & Post, C. (2020). Contextual and Interactional Approaches to Advancing Leadership and Entrepreneurship Research. Journal of Management Studies, 57(5). https://doi.org/10.1111/joms.12605

 Pretorius, J. G., Mathews, M. J., Maré, P., Kleingeld, M., & van Rensburg, J. (2019). Implementing a DIKW model on a deep mine cooling system. International Journal of Mining Science and Technology, 29(2). https://doi.org/10.1016/j.ijmst.2018.07.004

Rodchenko, V., Rekun, G., Fedoryshyna, L., Roshchin, I., & Gazarian, S. (2021). The effectiveness of human capital in the context of the digital transformation of the economy: The case of ukraine. Journal of Eastern European and Central Asian Research, 8(2). https://doi.org/10.15549/jeecar.v8i2.686

 

 

PROFIL TERBARU NAQOY (MASTER TRAINER THE 7 AWARENESS)

Bottom Ad [Post Page]