Full width home advertisement

Berita

Article

Post Page Advertisement [Top]


 





Mendapatkan amanah sebagai Nara sumber di Masjid Agung Sunda Kelapa adalah bagian yang sangat sayan syukuri, sebuah kenikmatan seorang Hamba Allah adalah ketika ilmu tersebut berguna bagi masyarakat. Menurut saya Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) adalah manajemen Masjisd yang termasuk sungguh-sungguh menyiapkan nara sumbernya, saya sendiri telah dihubungi sejak 3 bulan lalu sebelum puasa Ramadhan 1444 H. Kajian hari ini sendiri bukanlah yang pertama, setidaknya ada 3 kali tahun lalu (2022) saya mendapatkan kesempatan dalam Kajian Dhuha, Khatib dan Kajian Dzuhur. 

Dalam kesempatan yang baik ini saya ingin membahas 3 hal utama syukur yang menjadi dasar mengapa Manusia harus pandai bersyukur kepada Allah SWT. Konsep manusia sendiri telah digambarkan dalam Al-Quran dengan 3 panggilan yaitu Basyar, Insan dan Bani Adam. Ketiga hal ini memiliki makna dan pengaruh yang jelas berbeda, mari saya jelaskan lebih lanjut. 

Pertama adalah Manusia dipanggil oleh Allah dengan panggilan "Basyarun", yang memiliki arti tampak atau terlihat. Basyar (Manusia ada, human being) Kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Sebanyak 35 kali dalam berbagai surat. Diantaranya terdapat dalam Surat Al-Anbiyaa: 2-3, Al-Kahfi: 110, Ibrahim: 10, Hud: 26, Al-Mukminuun: 24 dan 33, As-Syu’araa: 93, Yassin: 15, Al-Isra: 93, dan lain-lain.

Kedua Manusia dipanggil oleh Allah dengan panggilan "Insan/An-Naas" (Manusia menjadi, manusia being). Kata insan diambil dari akar kata uns yang berarti jinak, lawan dari binatang liar; harmonis dan tampak. Namun dari sudut pandang Alquran, barangkali lebih tepat diambil dari kata nasiya (lupa), atau nasa-yanusu (berguncang). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming). Ia terus-menerus maju menuju ke kesempurnaan. Karakter “menjadi” ini membedakan manusia dengan fenomena lain di alam. Seperti Allah sampaikan dalam Al-Quran " Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)” (QS. Adz-Dzaariyaat: 56). 

Ketiga adalah Bani Adam, Manusia disebut sebagai Bani Adam untuk merujuk asal-usulnya sebagai keturunan Nabi Adam AS. Dalam konteks, dari mana seorang manusia berasal, untuk apa dia hidup, dan kemana dia akan kembali. Penggunaan istilah Bani Adam menunjukkan bahwa manusia bukan hasil dari evolusi makhluk anthropus (sejenis kera). Manusia dalam pandangan Al-Quran bukan makhluk anthropomorfisme, yaitu makhluk penjasadan sifat-sifat Tuhan. 

Seperti dalam Al-Quran Surat Al-A'raf : 172 " Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.”. 

PROFIL TERBARU NAQOY (MASTER TRAINER THE 7 AWARENESS)

Bottom Ad [Post Page]