Full width home advertisement

Berita

Article

Post Page Advertisement [Top]



LATAR BELAKANG
Saya Madyana Abdul Gani adalah seorang pensiunan karyawan Telekomunikasi seluler XL (pt excelcomindo pratama) dengan posisi terahir sebagai GM Sales Operations tahun 2002. Begitu pensiun, diminta kerja kembali dibidang Learning& Development (Training) untuk ikut sharing knowledge, skills dan pengalaman yang diperoleh selama ini, dalam bentuk kontrak kerja selama 2 tahun dengan renewal 1 tahun sekali. Sejak awal tahun 2008 hingga saat ini, saya membantu teman untuk mengelola perusahaan alih daya manusia, sebagai Managing Director. Usia saya saat ini adalah 63 tahun, tepatnya pada tanggal 9 Augustus 2009.
Sejak awal tahun 2006, jari tengah tangan kiri saya sering merasa sakit (nyeri) yang datangnya sewaktu-waktu. Mulai akhir tahun 2006, rasa nyeri ini bersifat menetap. Dan sejak awal tahun 2008, bukan cuma sakit yang dirasakan, tetapi juga saat jari tersebut menekuk atau ditekuk, ternyata tidak bisa lurus kembali secara otomtis. Jari tersebut baru bisa lurus kembali apabila dibantu tangan kanan secara perlahan-lahan.Menginjak akhir tahun 2008, keadaan semakin tidak menentu. Atas saran anak-anak, dan inisiatip serta biaya mereka, saya dibawa ke salahsatu Rumah Sakit Internasional di Jakarta untuk kepentingan diagnosa sekaligus pengobtan yang sesuai. Jari dan telapak tangan kiri difoto untuk cek apakah sudah terjadi perkapuran, yang diikuti dengan test dengan alat electromyogram
Terimakasih kepada dokter yang memberikan obat pereda rasa sakit, baik secara oral maupun parenteral, dan diikuti denga fisio-terapi yang konsisten. Hasilnya, rasa sakit memang hilang, setidaknya untuk sementara. Setelah berjalan lebih dari 4 bulan saya merasa bosan, karena perbaikan yang terjadi terasa bersifat temporer. Ahirnya saya memutuskan untuk berhenti berobat walupun juga kurang didukung anak-anak. Kalau saya tetap berobat bisa saja rasa sakit dimanage dengan obat

Pelatihan The 7 Awareness bersama Nanang Qosim Yusuf
Atas ajakan seorang teman, saya mengikuti pelatihan The 7 Awareness tentang penciptaan 7 kesadaran tentang: Thinking, Silence, Success, Soul, wisdom, vision& Surrender. Salah satu topik tentang thinking adalah membahas tentang One Minute Awareness (OMA) serta AFIRMASI berikut power yang dimiliki jika Afirmasi dilakukan dengan keyakinan penuh (Haqqul yaqin). Saya mengikuti pelatihan Executive Training The 7 Awareness angkatan 40, di Hotel Santika Jakarta tanggal 1-3 Mei 2009
Materi Pernyataan Afirmasi.
Meskipun banyak contoh riil, dimana afirmasi yang haqqul yaqin mampu menghasil kan self healing (penyembuhan sendiri), saya tidak otomatis terhubung atau merasa tergerak dengan kelainan yang ada dijari tangan kiri. Ini bisa saja terjadi karena saat itu rasa sakit/ nyeri sedang dalam skala rendah. Pada tanggal 2 Juni 2009, yakni tepat sebulan setelah ikut training, sehabis shalat dhuhur di Mesjid Al Muqarrabin, dekat perempatan Jl Tebet Raya dan Jl Tebet Timur Dalam, saya mendapat serangan rasa sakit luar biasa di jari kiri tengah yang memang bermasalah. Saya jadi teringat akan Afirmasi. Saya mencoba Afirmasi dengan suara lirih didalam mesjid karena saya tidak sendirian disana. Pernyataan afirmasi saya adalah: “Terimakasih ya Allah, Terimakasih ya Rahman, Terimakasih ya Rohim, jari kiri hamba sembuh”. Apa yang terjadi? Diluar yang saya harapkan, rasa sakit tersebut bukannya mereda, malah semakin meningkat intensitasnya. Ini yang membuat saya terkejut dan penasaran. Karena saya sudah mulai, saya mempunyai dorongan kuat untuk meneruskannya baik pada malam/ pagi hari (dirumah) ataupun pada siang dan sore hari (dikantor). Di hari keempat tanggal 5 Juni 2009, tepatnya ba’da shalat Jum’at sewaktu para jamaah meninggalkan mesjid, rasa sakit jari kiri saya TIBA-TIBA HILANG BEGITU SAJA, saat saya sedang dzikir rutin, bukan ketika saya melakukan Afirmasi.
“SUBHANALLAH…MAHA SUCI ALLAH”…. Ini sangat luar biasa. Tanpa sadar saya bersujud dan mengucapkan terimakasih kepadaNya dengan berurai air mata….
Mu’jizat ini membuat saya semakin yakin untuk melakukan afirmasi setelah selesai shalat, maupun dikeheningan malam. Rasa sakit itu masih beberapa kali datang dalam skala kecil, yang akhirnya hilang sama sekali. “SUBHANAALLAH WAL’HAMDU LILLAH WALAA ILAAHA ILALLAHU ALLAHU AKBAR”
Kesimpulan (Pribadi)
Seberapa benar kesimpulan pribadi ini, Wallahu A’lam, Allahlah yang Maha Tahu. Setidaknya saya membuat kesimpulan berikut ini:
• Afirmasi yang haqqul yaqin dan jujur akan diterima Allah, karena afirmasi semacam ini menunjukkan prasangka baik kita terhadap Allah
• Afirmasi juga mengalami ujian, seberapa serius atau sungguh-sungguhkah kita?
• Afirmasi harus konsisten, baik kualitatip maupun kuantitatip
• Saat afirmasi terjadi (dikabulkan Allah), jangan euphoria, tetaplah rendah hati (hamble) dan bersyukur senantiasa.
Terima Kasih Pa Naqoy,

PROFIL TERBARU NAQOY (MASTER TRAINER THE 7 AWARENESS)

Bottom Ad [Post Page]