Zyvaa, Ayah Naqoy dan Zaara
Saya sangat bersyukur kepada Allah karena diberikan hadiah termahal dalam hidup adalah memiliki putri kembar identik. Secara fisik keduanya sama persis, mereka lahir tanggal 7 Mei 2007 pada hari senin pagi di Rumah Sakit Cengkareng Jakarta Barat. Sebenarnya saya dan istri sama sekali tidak ada keturunan kembar, walau kata orang kembar harus dari faktor keturunan (gen). Lebih tepat saya mendapatkan mereka adalah karena kekuatan doa yang sungguh-sungguh, sebenarnya setiap doa kita tidak ada yang tidak terkabul, setiap doa selalu dikabulkan karena itu adalah janji Allah dalam Al-Quran. Allah berfirman sebagaimana berikut :
“Dan apabila bamba-bamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 186).
Jadi, jangan pernah ragu dengan kekuatan doa, persoalnya adalah seringkali yang menyebabkan doa kita tidak terkabul adalah (1).Kita belum siap menerima apa yang kita doakan (2). Doa namun dengan tidak yakin (3). Menuntut jawaban doa persis seperti yang diminta (4). Kita belum benar-benar komitmen berubah dalam Taubat (5). Nilai ibadah kita masih standar rata-rata.
Ketika tekanan semakin menyesakan jiwa dalam kehidupan saya, tentu saya membutuhkan keajaiban yang membuat semuanya terjadi menjadi mungkin, saya berusaha memperbaiki diri dengan memperbaiki 5 hal yang dibahas diatas (1). Memantaskan diri bahwa saya layak mendapatkan doa tersebut dengan cara berpikir dan perasaan positif bahwa tidak ada yang mustahil dimata Allah. (2). Menginginkan anak kembar dengan benar-benar haqul yaqin, apa sih sebenarnya haqul yaqin. Dalam buku saya The7Awareness dijelaskan ketika seseorang mencapai level haqul yaqin maka dirinya membayangkan seyakin-yakinya doa itu seolah-olah sudah terjadi dalam kehidupan nyata walaupun pada saat mengatakanya masih belum tercapai. (3). Berhentilah menuntut doa kita persis seperti yang kita minta, karena kenyataanya seringkali kita diberikan berkah melebihi doa yang kita minta, jadi jangan mengkerdilan diri kita, Allah itu MAHA SEGALA-GALANYA, Baginya tidak ada 1 pun yang sulit dalam kehidupan ini.
Berikutnya adalah yang ke(4). Memiliki semangat bertaubat dengan sungguh-sungguh, teman saya bilang bahwa taubat itu ketika kita punya doa besar, masa kalau doa kecil harus bersungguh-sungguh. Dosa-dosa kecil jika dikumpukan tentu saja lama-kelamaan akan menumpuk menjadi banyak.Persoalan bagi kita justru tidak merasa memiliki dosa kepada Allah, maka akhirnya tidak sungguh-sungguh dalam taubat, yang terakhir adalah (5). Menambahkan nilai lebih dalam ibadah, jika sebelumnya hanya sholat wajib yang dilakukan maka ditambah lebih lagi dengan ibadah sunah yang lainya, tentu saja akan memberikan nilai lebih dihadapan Allah, walau kita semua tahu bahwa hanya ketulusan dan keikhlasan yang akan mudah pahala itu diterima disisi-Nya.
Selama 1 tahun saya menterapi diri saya dengan 5 hal tadi, Allah mengabulkan permohonan tersebut, anak perempuan kembar masing-masing berbobot 2,5 kg lahir, kelahiranya menghancurkan kebencian dan luka hati yang dalam, keceriaan dan lucunya bayi mungil membuat hubungan saya dengan mertua semakin indah bahkan sampai menjelang wafatnya almarhum.
Sejalan dengan waktu, Zaara dan Zyvaa pun semakin bertumbuh besar, masya Allah mereka sekarang sudah bertambah besar, sudah memasuki kelas 5 SD, sayapun mulai berani menulis tentang The7Awareness Parenting ketika mereka sudah memasuki usia 5 tahun dan melatih saya untuk menguji apakah menjadi orang tua rata-rata, atau diatas rata-rata. Allah memberikan petunjuk kepada saya bahwa anak-anak itu memang unik, berbeda walau secara fisik bisa saja sama seperti Zaara dan Zyvaa. Saya mulai belajar dari kesalahan sebagai orang tua, dalam The7Awareness Parenting saya menemukan 7 kesalahan orang tua termasuk saya dalam membangun karakter anak, dari ketujuh hal tersebut yang sangat sering adalah 'membanding-bandingkan anak, baik dalam kepintaran, prestasi, kedisiplinan dan sebagainya", sikap mudah membandingkan ini hanya akan membuat anak-anak kita memiliki "mentality down" sehingga akhirnya mereka tumbuh bukan menjadi seperti yang kita dan mereka inginkan.
Untuk mengadakan Pelatihan The7Awareness Parenting bersama Naqoy hub (021) 75872807, 081905666479, 081287475463 Email rumahkesadaran@ymail.com