Full width home advertisement

Berita

Article

Post Page Advertisement [Top]


              


 First principle thinking adalah cara berpikir  para Destruptor dalam bidang industri saat ini seperti Uber, Air BnB,Tesla dan AMAZON.COM.   Ternyata kita semua tidak harus menjadi orang pintar untuk mengetahui hal ini, dalam filsafat tentu saja kita mengenal filosof  bernama Aristoteles  yang merupakan murid dari Plato, ia dilahirkan di Stogeria Yunani Utara pada 384 SM , ayahny a adalah dokter pribadi di kerajaan Macodonia Amyntas, hidupnya banyak terinspirasi oleh logika ayahnya di Istana , ketika usianya 17 tahun dikirim belajar di Akademia Plato selama 20 tahun. Kini cara berpikir Aristoteles menjadi destrupsi bagi indutsri lainya ketika para destruptor melakukan hal ini yaitu tentang bagaimana kita berpikir tentang pikiran yang fundamental.

              Dalam dunia komedian ada namanya Cak Lontong dengan tawa cerdasnya, Cak lontong dengan slogan dirinya “mikir, mikir” tentu saja bukan hal biasa namun mendorong kita untuk melakukan "Fist principle thinking " dalam banyak hal, terlebih situasi Pandemi Covid 19 membuat kita harus melakukan cara-cara baru yang bahkan sebelumnya tidak pernah dilakukan bahkan terbayangkan. Baiklah, saya ingin membagikan sebuah kisah yang sangat popular di Itali, kisah bagaimana perjuangan seekor elang tua yang menghadapi ujian hidupnya.

             Elang adalah binatang yang memiliki umur tertua, usianya bahkan bisa sampai 90 tahun, wajar Elang mendapatkan sebutan Raja Langit, namun ketika usiaya memasuki 30 tahun semuanya harus berubah, cakar yang selama ini dibanggakan menjadi bengkok dan tidak tajam lagi, paruh yang selama ini ditakutkan menjadi tumpul dan tua, yang terberat adalah bulu hebatnya menjadi berat karena jarang terbang, berat tubuhnya yang semakin berat membuat dirinya hanya ada 2 pilihan, pertama adalah menyerah kalah dengan menerima kenyataan hidup yang berat dan sulit atau kedua adalah dirinya harus melakukan “No Box”, sebuah cara baru yang bahkan tidak pernah dilakukan sebelumnya.  

               Jujur, sulit memang yang dihadapi Elang, jika dirinya memilih rasa nyamanya, hanya kematian yang siap menantinya, sayapnya tidak bisa lagi membuat dirinya terbang semantara tidak ada makanan yang ada, hanya ada nama besar “Penguasa langit” yang pernah di bicarakan kumpulan ayam-ayam disana. Akhirnya Elang mengambil keputusan terberatnya, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dilakukan, yaitu NO BOX . Elang ingin hidup lebih panjang lagi, maka masa krisisnya harus segera diselesaikan dengan cepat, dirinya mulai meninggalkan nama besarnya, kenangan masa lalu yang penuh dengan pujian terkubur bersama kenyataan hidup yang berat.

              Batu besar yang selama ini menjadi tempat singgahnya akan menjadi saksi titik baliknya, hari itu Elang memutuskan untuk memukulkan cakar dan paruhnya ke batu, teriakan dirinya terdengar bahkan sampai di bawah sana, mengalami kesakitan namun dirinya mencobanya kembali lagi, darah mulai menetes dan batu menjadi saksi bisu akan rasa sakitnya, dirinya memilih untuk puasa berhari-hari, Elang menjalaniya dengan sungguh -sungguh baginya kematian sekarang atau nanti tetaplah sama, namun jika dia berubah sekarang akan ada perubahan yang dihasilkan, namun jika tidak berubah sekarang hanya ada satu jawaban adalah kematiannya.

         Kini cakar dan paruhnya benar-benar tidak seperti sebelumnya, paruh dan cakar yang tadinya bengkok terlihat datar dan tidak ada arti, kecemasan  tiba-tiba datang namun elang meyakinkan dirinya bahwa perjuanganya akan membuahkan hasil, setiap hari puasa adalah pilihanya, sampai akhirnya masa-masa kritis dilewatinya sampai 21 hari, latihan “NO BOX” terus dijalankan olehnya sampai melewati 3 bulan lamanya, tubuhnya tampak kurus dan seperti akan menjemput kematian, namun ketika memasuki 4 bulan, tampak tumbuh bulu-bulu baru yang menggembirakanya, paruh baru mulai tumbuh dan tampak cakar baru yang masih rapuh menjadi nyata, sampainya dirinya memasuki 6 bulan ketika semuanya menjadi sempurna.

Elang bahkan tidak percaya bahwa semuanya menjadi nyata, “No Box"  yang dilakukanya membuahkan keajaiban, baginya ini adalah hari pertama dirinya akan terbang kembali setelah 6 bulan lebih hanya bersembunyi di balik Batu besar, bahkan dirinya sempat meragukan apakah dirinya masih bisa terbang diusia 30 tahun lebih ini, namun semuanya dimulai dari keberanian, dalam hitungan menit dirinya langsung terbang ke atas awan, gelapnya awan diterobosnya dengan cepat dan meyakinkan, terdengar kabar dibawah sana bahwa “Penguasa Langit baru" telah datang.

                Anak-anak ayam berlari dan ikan-ikan ketakutan karena dilangit sana sekarang memiliki pemimpin baru. Kini Elang baru menguasai daerahnya kembali, burung gagak dan lainya menyingkir pelan, rasanya hidup seperti diberikan kekuatan baru, akhirnya Elang tersenyum lebar dan tertawa kuat dengan mengepakan sayapnya menuju awan yang gelap, karena dirinya percaya bahwa ‘Di atas awan yang gelap justru ada cahaya matahari yang terang benderang bersinar”. Inilah gambaran dari kenyataan hidup ini, saat ini dan sekarang, bukan hanya untuk Elang namun bisa jadi justru untuk diri kita sendiri, apakah kita memilih terdiam dan menikmati rasa nyaman yang berlebihan atau melakukan riyadhoh (latihan) yang bahkan bisa jadi belum pernah dilakukan sebelumnya, seperti latihan "1 jam silence" yang ada dalam buku 21 Days to be Transhuman. Terbanglah wahai sang jiwa yang tenang, raih mimpimu setinggi langit dan lawan ketakutanmu dengan keberanian dan ketekunan. 

PROFIL TERBARU NAQOY (MASTER TRAINER THE 7 AWARENESS)

Bottom Ad [Post Page]